Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie beberapa waktu lalu mengultimatum para kadernya yang bernaung di Ormas Nasdem agar segera keluar sebelum 11 Agustus 2011.
Bila tidak, mereka akan mendapatkan sanksi tegas dari partai. Faktanya, kebijakan di atas berubah. Deadline 11 Agustus molor menjadi 8 September.
Informasi ini disampaikan langsung oleh kader Partai Golkar yang bernaung di Ormas Nasdem, Ferry Mursyidan Baldan dari Makkah kepada okezone di Jakarta, Selasa (23/8/2011).
Ferry sendiri mendapatkan informasi di atas dari surat DPP PG No B-278/Golkar/VII/2011 tertanggal 18 Agustus 2011 tentang peringatan dan pernyataan sikap, yang diterimanya.
Surat tersebut, menurut Ferry, ditandatangani oleh Wakil Ketua Umum Theo Sambuaga dan Sekjend Idrus Marham. Secara spontan Ferry pun mempertanyakan maksud perubahan kebijakan ini.
“Apa makna tenggat waktu tanggal 11 Agustus pada surat terdahulu yang kemudian berubah jadi 8 Septermber. Bunyi konsiderannya juga melompat-lompat, yang dalam bahasa anak muda, Jaka sembung naik ojek, kagak nyambung jek,” ujarnya, heran.
Bila tidak, mereka akan mendapatkan sanksi tegas dari partai. Faktanya, kebijakan di atas berubah. Deadline 11 Agustus molor menjadi 8 September.
Informasi ini disampaikan langsung oleh kader Partai Golkar yang bernaung di Ormas Nasdem, Ferry Mursyidan Baldan dari Makkah kepada okezone di Jakarta, Selasa (23/8/2011).
Ferry sendiri mendapatkan informasi di atas dari surat DPP PG No B-278/Golkar/VII/2011 tertanggal 18 Agustus 2011 tentang peringatan dan pernyataan sikap, yang diterimanya.
Surat tersebut, menurut Ferry, ditandatangani oleh Wakil Ketua Umum Theo Sambuaga dan Sekjend Idrus Marham. Secara spontan Ferry pun mempertanyakan maksud perubahan kebijakan ini.
“Apa makna tenggat waktu tanggal 11 Agustus pada surat terdahulu yang kemudian berubah jadi 8 Septermber. Bunyi konsiderannya juga melompat-lompat, yang dalam bahasa anak muda, Jaka sembung naik ojek, kagak nyambung jek,” ujarnya, heran.
