Monday, January 5, 2009

Yesus Di Ciptakan Atau Tidak Di Ciptakan

Arkhe = “sumber” atau “permulaan” ?
WAHYU 3:14
“Inilah Firman dari Amin (Yesus), Saksi yang setia dan benar, permulaan (arkhe) dari ciptaan Allah”

Unitarian yakin betul bahwa ayat ini membuktikan bahwa Yesus adalah ciptaan Allah, sementara kaum Trinitarian berbeda pandang.

Klaim Trinitarian: Kata ‘Permulaan’ dalam Wahyu 3:14 berasal dari bahasa Yunani ‘arkhe’ yang seharusnya diterjemahkan: “Sumber”, karena “arkhe” selain berarti ‘permulaan’ juga bisa berarti ‘kepala’ atau ‘pemerintah’. Kepala merupakan sumber, jadi: Amin saksi yang setia dan benar itu adalah ‘kepala’ atau ‘sumber’ ciptaan Allah. Artinya Yesus bukan ciptaan tapi Yesuslah Allah pencipta yang sejati.

Jawab: Begitu banyak ahli bahasa Yunani yang memahami kata “arkhe” di Wahyu 3:14 sebagai “permulaan” / the beginning. Bahkan para pakar Alkitab penganut Tritunggal pun jelas-jelas menerjemahkan kata “arkhe” sebagai “permulaan” (the beginning) dalam berbagai versi Alkitab mereka, termasuk Lembaga Alkitab Indonesia. Tapi memang ada juga beberapa orang - yang demi mengklaim bukti Yesus Allah – ngotot bahwa “arkhe” di Wahyu 3:14 harus diterjemahkan sebagai “sumber” (source).
Jadi, terjemahan yang manakah yang benar? Permulaan (the beginning) atau Sumber (source)???
Penulis kitab Wahyu adalah Yohanes. Tulisan Yohanes memakai kata “arkhe” cukup banyak di dalam surat-suratnya, dan kesemuanya pada umumnya berarti “permulaan” atau “awal” (menunjuk pada keterangan waktu). Sebagai perbandingan bisa kita lihat pemakaian kata “arkhe” di Yoh 1:1 yang tertulis “en arkhe en ho logos …” yang artinya: “pada mulanya adalah sang firman …” Kita semua sepakat bahwa kata “arkhe” di ayat tersebut diterjemahkan dengan tepat sebagai “mulanya” (awalnya). Dan tampaknya tidak seorangpun sarjana Alkitab, yang paham bahasa Yunani, yang akan menerjemahkan “arkhe” di Yoh 1:1 sebagai “sumbernya”.
Nah, kata “mulanya” pada Yoh 1:1 dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar ‘mula’. Demikian pula kata “permulaan” pada Wahyu 3:14 berasal dari kata dasar “mula”. Jadi “arkhe” baik di Yoh 1:1 maupun Wahyu 3:14 sama-sama menunjuk pada keterangan waktu “mula” (the beginning). Samasekali bukan berasal dari kata “sumber”.
Jika penganut Tritunggal setuju dengan terjemahan “arkhe” pada Yoh 1:1 sebagai “mulanya”, maka akan tampak tidak jujur jika mereka kemudian kekeuh memaksa menerjemahkan kata “arkhe” pada Wahyu 3:14 sebagai “sumbernya”, dalam rangka untuk membenarkan paham “Yesus Allah sejati” dan guna menghilangkan kesan bahwa Yesus adalah ciptaan Allah.
Berikut beberapa contoh tulisan-tulisan Yohanes di ayat-ayat selain Wahyu 3:14 yang menggunakan kata “arkhe” yang berarti “mulanya” (permulaan, the beginning, menunjuk keterangan waktu):
1.“Pada mulanya (arkhe) adalah firman ..” Yoh 1:1
2.“Hal itu dibuat Yesus di Kana Galilea, sebagai yang pertama [mula-mula/awal] (arkhe) dari tanda-tandanya..” Yoh 2:11.
3.“..,karena kamu dari semula (arkhe) bersama-sama aku” Yoh 15:27
4.“Apa yang telah ada sejak semula (arkhe)” 1Yoh 1:1
5.“..perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya (arkhe)” 1Yoh 2:7
6.“..karena kamu telah mengenal Dia, yang dari mulanya (arkhe) ..” 1Yoh 2:13
7.“…yang ada dari mulanya (arkhe) 1Yoh 2:14
8.“..apa yang telah kamu dengar dari mulanya (arkhe)” 1Yoh 2:24
9.“..sebab iblis berbuat dosa dari mulanya (arkhe) 1Yoh 3:8
10.“..berita yang kamu dengar dari mulanya (arkhe)” 1 Yoh 3:11
11.“..menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya (arkhe) 2Yoh 5
12.“..sebagaimana kamu dengar dari mulanya (arkhe)” 2Yoh 6

Jelas kata “arkhe” di ayat-ayat tulisan Yohanes tersebut berarti “mulanya” atau “the beginning” (keterangan waktu) dan samasekali tidak ada yang berarti sumber, maka akan terlalu sembrono jika penganut Tritunggal - demi berupaya keras menegakkan doktrinya - kemudian memaksa menerjemahkan “arkhe” di Wahyu 3:14 sebagai “sumber”!



Qanah = “memiliki” atau “menciptakan” ? AMSAL 8: 22, 23, 25, 26, 30

“Yahweh telah MENCIPTAKAN aku (hikmat, Yesus bergelar “hikmat” – 1Kor 1:24) sebagai PERMULAAN PEKERJAANNYA, sebagai perbuatanNya yang PERTAMA dahulu kala. .. Pada zaman purbakala, aku (pra-eksistensi Yesus) DIBENTUK, sebelum bumi ada. Sebelum samudera ..gunung-gunung, bukit-bukit ada, Aku (praeksistensi Yesus) telah LAHIR, sebelum Ia (Yahweh) membuat bumi … Aku (praeksistensi Yesus) ada sertanya sebagai ANAK KESAYANGANNYA”

Unitarian yakin, di Amsal 8:22, jika dihubungkan pada Yesus, jelas merupakan bukti Alkitabiah bahwa Yesus (praeksistensinya) adalah CIPTAAN ALLAH. Tetapi kaum Trinitarian membantahnya dengan berdalih bahwa di ayat tersebut tidak ada kata yang berarti “menciptakan”.

Klaim Trinitarian: Kata “menciptakan” (Ibrani: qanah) pada ayat 22 tersebut tidak benar. Kata “qanah” harus diartikan sebagai “memiliki” dan bukan “mencipta”! Artinya musti dipahami sebagai: Yahweh MEMILIKI Yesus, BUKAN MENCIPTAKAN Yesus!

Jawab: Kalau Trinitarian mengklaim bahwa kata “menciptakan” di ayat 22 tersebut salah, lalu bagaimana dengan terjemahan pada frase: “Permulaan pekerjaannya (ayat 22)”; “Perbuatannya yang pertama dahulu kala”; “Aku DIBENTUK (ayat 23)”; “sebelum gunung-gunung ada, aku [praeksistensi Yesus] TELAH LAHIR(1) (ayat 24,25) sebelum Ia [Yahweh] membuat dataran bumi (ayat 26)”; sebagai Anak(2) kesayanganNya (ayat 30)”. Dari ayat-ayat tersebut jelas sekali bisa kita pahami bahwa Yesus (sang hikmat) adalah: CIPTAAN / HASIL KERJA[PERBUATAN] ALLAH / DIBENTUK / DILAHIRKAN /DIPERANAKKAN.
CATATAN: 1) Istilah “lahir” dalam Alkitab mengacu pada arti “diciptaan”, bdkn: Mazmur 90:1-2 “..gunung-gunung DILAHIRKAN”. Gunung dilahirkan = gunung diciptakan / dibuat!
2) Istilah “Anak” (mengandung arti ‘diperanakkan’) juga mengacu pada makna “diciptakan”, bdkn: Mazmur 90:1-2 “..bumi dan dunia DIPERANAKKAN..”. Bumi dan dunia diperanakkan = diciptakan / dibuat!

Nah, jelas sekali Amsal 8 ayat 22 – 30 banyak berbicara tentang praeksistensi Yesus sebagai mahluk ciptaan Yahweh, yang juga diistilahkan “lahir” , “dibentuk”, “permulaan pekerjaan Yahweh”, “perbuatan Yahweh yang pertama” dan “anak kesayangan” (diperanakkan).
Lantas apakah terjemahan ayat 22-30 (yang membuktikan akurat bahwa “hikmat”[praeksistensi Yesus] sebagai ciptaan dan ‘hasil pekerjaan/karya Yahweh yang pertama’) tersebut salah semua??? Bukankah sangat jelas dari ikatan kalimat pada rangkaian ayat 22-30 tersebut dapat dipahami bahwa Sang hikmat (praeksistensi Yesus) adalah HASIL KARYA atau CIPTAAN atau PEKERJAAN YANG PERTAMA dari Bapa (Yahweh). Artinya jelas ‘sang hikmat’ [praeksistensi Yesus] adalah mahluk ciptaan/buatan/HASIL KARYA Yahweh. Sekalipun “qanah” di ayat 22a oleh kaum Trinitarian mau tetap mati-matian ngotot diartikan sebagai “memiliki”, hal itu tentu tidak bisa lari dari ayat 22b – 30-nya yang tegas membuktikan bahwa Sang Hikmat (praeksistensi Yesus) itu jelas-jelas “PERMULAAN PEKERJAAN ALLAH”,“DIBENTUK”, yang artinya = diciptakan!
Kemudian kalau kaum Trinitarian mengklaim bahwa kata “qanah” tidak tepat diartikan sebagai “mencipta”, klaim tersebut adalah suatu dusta besar! Kata “qanah” dalam Alkitab jelas juga memiliki arti “menciptakan”. Hal itu bisa kita simak dari contoh beberapa ayat berikut:
Ulangan 32:6 : “ ..Bukankah Ia Bapamu yang MENCIPTA (qanah) engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau”.
Kej 14:19, 22 : “.. Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, PENCIPTA (qanah) langit dan bumi, … kata Abram kepada raja negeri Sodom itu: Aku bersumpah demi Yahweh, Allah Yang Mahatinggi, PENCIPTA (qanah) langit dan bumi”.
Kata Ibrani “qanah” memang juga bisa berarti “memiliki / memperoleh”, namun, dari ayat-ayat tersebut (+ juga menurut kamus Ibrani) bisa dipahami bahwa dalam bahasa Ibrani bukan hanya kata “bara” saja yang berarti mencipta, kata “qanah” terbukti akurat: juga bermakna arti “mencipta”! Tetapi, sekali lagi, andaikata kaum Trinitarian masih mau ngotot berkata bahwa “qanah” di Amsal 8:22 harus diartikan “memiliki/memperoleh”, klaim tersebut tidak bisa lepas dari rangkaian ayat 23-30nya yang mengungkap jelas bahwa ‘sang hikmat’ adalah: HASIL KARYA / PEKERJAAN ALLAH YANG PERTAMA-TAMA, DIBENTUK (DICIPTAKAN) OLEH ALLAH!

Kesimpulan: Wahyu 3:14 dan Amsal 8:22-30 adalah ayat-ayat yang semakin kokoh menguatkan fakta-fakta Alkitabiah bahwa Yesus bukanlah Allah sejati. Sebaliknya ayat-ayat tersebut menjadi bukti akurat bahwa secara Alkitabiah Yesus adalah CIPTAAN ALLAH!

Sumber : UNITARIAN


NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post

320x50

banner image
 

Agen Foredi Jakarta Pusat